My DMPA :)
And this is just a little story about my boy.
Nyaman. mungkin itulah salah satu alasan mengapa aku bisa bersamanya sekarang. Entah sejak kapan tiba-tiba perasaan itu muncul ketika aku berada di dekatnya. Perasaan yang bahkan sudah lama tak aku rasakan dari lelaki manapun. Pemiliki kulit putih itu, pemiliki mata sipit dengan tatapan tajam itu, pemiliki senyum itu, pemiliki aroma tubuh itu bernama Dahono Mulyo Priyo Adi.
Dia adalah salah satu senior ditempatku kuliah saat ini (namun sekarang kami berada di kampus yang berbeda). Dia berusia 3 tahun lebih tua dariku tapi dengan jiwa mudanya, sifat humorisnya, dan sikap hiperaktifnya seolah membuatku tak merasa benar-benar lebih muda darinya. Memang mengetahui sosoknya sudah cukup lama, tapi kedekatan kami barulah berjalan beberapa bulan belakangan. Tepatnya sejak aku memutuskan untuk meneruskan hidupku tanpa bayangan masa laluku.
And Finnally he got me! ini dia orangnya
Masih terekam dengan jelas adegan waktu pertama dia mengutarakan isi hatinya padaku. Tak ada sifat romantis, tak ada kata puitis, dan tanpa ada persiapan sebelumnya. Bahkan aku sangat menyukai momen itu. Momen yang tak akan pernah kulupakan. Cara yang benar-benar berbeda dari lelaki manapun di dunia ini yang akan meminta seorang wanita menjadi pacarnya.
Malam itu, tepatnya tanggal 4 Juni 2013 kami menghabiskan waktu bersama di sebuah cofee shop di daerah dekat kampus. Ya, kita menyukai tempat itu. Cafe yang tak begitu besar, suasana yang mellow dengan hanya ada beberapa buah meja pengunjung, dengan alunan musik lembut yang senantiasa mengiringi obrolan kami. Canda dan tawa pun terus mengiringi hari kami di malam itu, hingga pada sebuah obrolan seolah aku yang menodongnya dengan pertanyaan "menjurus" padahal tak ada sedikit pun maksud ke sana.
Berawal dari sebuah rokok. Marlboro menthol, yeah rokok itulah yang selama ini menemani obrolan kami. (in fact aku sangat tidak suka dengan bau asap rokok). Tapi entah kenapa dengannya adalah sebuah pengecualian. Mungkin aroma asap yang dikeluarkannya bukanlah asap berat.
Ketika sedang asik mengobrol tiba-tiba saja tanganku sudah meraih bungkus rokok berwarna putih-hijau itu. Kubuka perlahan bungkusnya lalu kuintip ada berapa batang sisa rokok yang ada di dalamnya (iseng hanya untuk mengecek karena aku tahu kapan terakhir dia membeli rokok itu). Tiba-tiba saja mataku tertarik pada sebuah batang rokok dengan posisi terbalik. Posisi yang berbeda dengan batang-batang rokok yang lain.Yeah, salah satu kebiasaan cowok itu adalah selalu melakukan make a wish pada saat awal ia membuka bungkus itu.
Tiba-tiba saja memoriku teringat akan cerita beberapa hari lalu dari sosok yang kusapa Mas Beyes itu. Konon dalam mengkonsumsi rokok produksi Amerika ada mitos yang mengatakan bahwa ketika pertama kali membuka bungkus rokok, si pemilik rokok melakukan make a wish sambil mengambil salah satu batang rokok kemudian menaruh kembali batang rokok itu ke dalam bungkusnya dalam posisi terbalik. Anehnya, rokok itu harus dihisap paling terakhir dan si empunya rokoklah yang boleh menghisap rokok tersebut. Ketika kutanya kenapa jawabannya sangat simple, karena orang Amerika pedalaman zaman dahulu mempercayai asap yang dikeluarkan oleh batang rokok tersebut akan serta merta membawa asa dan harapan kita yang ada di dalamnya seiring dengan terbangnya asap rokok, asap rokok tersebut akan menyampaikannya pada dewa mereka. Walaupun hal itu cuma mitos dan jelas dilarang dalam agama kami, tapi dia tetap iseng melakukannya.
Kembali ke urusan batang rokok itu. Tiba-tiba saja aku penasaran dengan wish yang dia ucapkan oleh sebatang rokok itu. Aku pun dengan iseng menanyakannya. Dengan tatapan tajam itu dia menjawabnya. Dia mengutarakan terkait wish nya itu. Tiba-tiba saja suasana jadi sok romantis gitu (kayak di pilem-pilem). Lantunan lagu "istimewa" milik petra pun jadi backsong kami. sumpah aku jadi pengen ketawa kalo inget adegan sok romantis itu. haha.
I love you my DMPA :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Nyaman. mungkin itulah salah satu alasan mengapa aku bisa bersamanya sekarang. Entah sejak kapan tiba-tiba perasaan itu muncul ketika aku berada di dekatnya. Perasaan yang bahkan sudah lama tak aku rasakan dari lelaki manapun. Pemiliki kulit putih itu, pemiliki mata sipit dengan tatapan tajam itu, pemiliki senyum itu, pemiliki aroma tubuh itu bernama Dahono Mulyo Priyo Adi.
Dia adalah salah satu senior ditempatku kuliah saat ini (namun sekarang kami berada di kampus yang berbeda). Dia berusia 3 tahun lebih tua dariku tapi dengan jiwa mudanya, sifat humorisnya, dan sikap hiperaktifnya seolah membuatku tak merasa benar-benar lebih muda darinya. Memang mengetahui sosoknya sudah cukup lama, tapi kedekatan kami barulah berjalan beberapa bulan belakangan. Tepatnya sejak aku memutuskan untuk meneruskan hidupku tanpa bayangan masa laluku.
And Finnally he got me! ini dia orangnya
Masih terekam dengan jelas adegan waktu pertama dia mengutarakan isi hatinya padaku. Tak ada sifat romantis, tak ada kata puitis, dan tanpa ada persiapan sebelumnya. Bahkan aku sangat menyukai momen itu. Momen yang tak akan pernah kulupakan. Cara yang benar-benar berbeda dari lelaki manapun di dunia ini yang akan meminta seorang wanita menjadi pacarnya.
Malam itu, tepatnya tanggal 4 Juni 2013 kami menghabiskan waktu bersama di sebuah cofee shop di daerah dekat kampus. Ya, kita menyukai tempat itu. Cafe yang tak begitu besar, suasana yang mellow dengan hanya ada beberapa buah meja pengunjung, dengan alunan musik lembut yang senantiasa mengiringi obrolan kami. Canda dan tawa pun terus mengiringi hari kami di malam itu, hingga pada sebuah obrolan seolah aku yang menodongnya dengan pertanyaan "menjurus" padahal tak ada sedikit pun maksud ke sana.
Berawal dari sebuah rokok. Marlboro menthol, yeah rokok itulah yang selama ini menemani obrolan kami. (in fact aku sangat tidak suka dengan bau asap rokok). Tapi entah kenapa dengannya adalah sebuah pengecualian. Mungkin aroma asap yang dikeluarkannya bukanlah asap berat.
Ketika sedang asik mengobrol tiba-tiba saja tanganku sudah meraih bungkus rokok berwarna putih-hijau itu. Kubuka perlahan bungkusnya lalu kuintip ada berapa batang sisa rokok yang ada di dalamnya (iseng hanya untuk mengecek karena aku tahu kapan terakhir dia membeli rokok itu). Tiba-tiba saja mataku tertarik pada sebuah batang rokok dengan posisi terbalik. Posisi yang berbeda dengan batang-batang rokok yang lain.Yeah, salah satu kebiasaan cowok itu adalah selalu melakukan make a wish pada saat awal ia membuka bungkus itu.
Tiba-tiba saja memoriku teringat akan cerita beberapa hari lalu dari sosok yang kusapa Mas Beyes itu. Konon dalam mengkonsumsi rokok produksi Amerika ada mitos yang mengatakan bahwa ketika pertama kali membuka bungkus rokok, si pemilik rokok melakukan make a wish sambil mengambil salah satu batang rokok kemudian menaruh kembali batang rokok itu ke dalam bungkusnya dalam posisi terbalik. Anehnya, rokok itu harus dihisap paling terakhir dan si empunya rokoklah yang boleh menghisap rokok tersebut. Ketika kutanya kenapa jawabannya sangat simple, karena orang Amerika pedalaman zaman dahulu mempercayai asap yang dikeluarkan oleh batang rokok tersebut akan serta merta membawa asa dan harapan kita yang ada di dalamnya seiring dengan terbangnya asap rokok, asap rokok tersebut akan menyampaikannya pada dewa mereka. Walaupun hal itu cuma mitos dan jelas dilarang dalam agama kami, tapi dia tetap iseng melakukannya.
Kembali ke urusan batang rokok itu. Tiba-tiba saja aku penasaran dengan wish yang dia ucapkan oleh sebatang rokok itu. Aku pun dengan iseng menanyakannya. Dengan tatapan tajam itu dia menjawabnya. Dia mengutarakan terkait wish nya itu. Tiba-tiba saja suasana jadi sok romantis gitu (kayak di pilem-pilem). Lantunan lagu "istimewa" milik petra pun jadi backsong kami. sumpah aku jadi pengen ketawa kalo inget adegan sok romantis itu. haha.
I love you my DMPA :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 comments:
Post a Comment